Senin, 22 Juni 2009

Persahabatan Hawa dan Nafsu



PERSAHABATAN HAWA & NAFSU


Gilar gemilar dunia
Membuat hawa ku terpesona
Sang Nafsu pun ingin melangkah kesana
Akankah bisikan ini diturutinya
Bertumpuk silau emas permata
Seakan membuat mata hawa terbuka
Sang nafsupun ikut mencari cara


Akankah usaha itu menjadi nyata
Berjajar tingkat dak istana
Musafir hawa menuju kesana
Sang nafsupun ingin menghununya
Akankah semua akan menjadi miliknya
Ku pandangi nyaman menjadi penguasa
Bujuk hawa bertebar pesona
Mendorong nafsu yang semakin terlena
Akankah terbuka jalan menuju kesana
Ya Allah …….


Dalam hatiku terkait persahabatan
Kuatnya hawa & nafsu menjalin persahabatan
Hanya kepada- Mu kumohon kekuatan
Dengan Ar- Rohmam- Mu kan kukalahkan hawa
Dengan Al- Aziz –Mu kan kutentang nafsu
Dengan Al- Quhar – Mu mereka kan sirna
Dengan Ar- Rahim – Mu kita kan bertemu


Dibuat pada :Januari 2009


Read More..

Renungan Menjelang Agustus

Renungan menjelang Agustus

Bulan Agustus sudah hampir menyapa kita, umumnya kita sebagai warga megara Indonesia selalu menyibukkan diri untuk mempersiapkan hari ulangtahun merah putih yang sangat mahal.
Saya katakan sangat mahal disini dikarenakan harga yang harus ditebus untuk hanya "mengibarkan merah-putih saja" tidak cukup dengan potongan emas atau tumpukan rupiah ataupun dolar. Harga mahal yang harus dipertaruhkan adalah "NYAWA" (yang merupakan karta agung dari ALLAH SWT dan kita hanya diberi kesempatan SATU kali memanfaatkannya)
Hal penting yang akan coba bicarakan disini adalah bagaimana kita BELAJAR DARI FENOMENA KARNAFAL/ PRAYAAN/ PAWAI apakah kita hanya cukup melihat saja ?????? ATAU APA sumbangsih kita untuk IBU PERTIWI ?????????="fullpost">


hAL YANG ANEH YANG SERING KITA LAKUKAN ADALAH KITA HANYA BERUCAP ingin mengisi kemerdekaan, tapi SAYA, KAMU, KITA HANYA DIAM.
Hal yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah bagaimana cara kita belajar makna hidup dari ritual tahuanan kita yakni menyaksikan KARNAFAL/ PRAYAAN/ PAWAI.
Banyak hal yang bisa kita jadikan sebagai bahan pendewasaan hidup setelah menyaksikan KARNAFAL/ PRAYAAN/ PAWAI, diantaranya adalah :
1. Barisan awal, kita lihat bagian orasi, pelajaran yang dapat kita ambil dari dagian orasi aiani adalah jangan sampai hidup kita isi dengan banyak bicara, ngobrol yang tidak bermanfaau. Kita diciptaka oleh Alllah dengan 2 tangan, 2 kaki, 2 mata dan hanya dengan SATU mulut. Sebagai seorang yang banyak bicara, saya yakin dia tidak begitu tau keindahan-keindahan yang ditampilkan dalam KARNAFAL/ PRAYAAN/ PAWAI tersebut. ni artinya orang yang banyak bicara tidak begitu banyak tau.
2. Barisan pembawa bendera (bersambung)
3. Barisan hiburan aurat (bersambung)
4. Barisan kuda lumping (bersambung)
5. Barisan pembawa mercun (bersambung)

Read More..

"The Great Teacher"

The Great Teacher

**) Hasil Karya Setelah Mengikuti Kegiatan
Workshop: The Great Teacher
Menuju Sekolah dengan Pembelajaran Standar Internasional (Enery School is Great School, Every teacher is Great Teacher)

Oleh:
Siti Zulfa Rosidah, S. Pd I


Guru dalam filosofi jawanya dikatakan “guru yang digugu dan ditiru” disini berarti orang harus mempunyai sifat dan keahlian khusussebagai suri tauladan di masyarakat. Berebicara mengenai pendidikan, dari bermacam-macam definisi yang muncul mengenai apakah hakikat pendidiikan, dapat dikategorisasikan dalam dua pendekatan yaitu pendekatan epistomologis dan dan pendekatan ontologi atau metafisik. Dari kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda.
Dalam pendekatan epistemologis yang menjadi masalah ialah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut berusaha mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai obyek yang merupakan bakal dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Didalam usaha tersebut dikaji mengenai peranan pendidikan dan kemungkinan-kemungkinan pendidikan. Dari sudut ini pendidikan dilihat sebagai “suatu proses yang inheren dalam konsep manusia artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan.

Pandangan yang lain lagi adalah proses pendidikan berkenaan dengan obyek dari proses tersebut adalah peserta didik. Tingkah laku proses pendewasaan peserta didik merupakan obyek dari ilmu pendidikan. Selanjutnya ada pula yang melihat hakikat pendidikan didalam adanya pola struktur hubungan antara subyek dan obyek, yaitu antara pendidik adan peserta didik. Titik lemah dari pendekatan pendidikan melalui epistomologis adalah perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Sedangkan pendekatan ontologi atau metafisik menekankan pada hakikat keberadaan, dalam hal ini keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak terlepas dari keberadaan manusia. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan banwasannya hakikat pendidikan adalah berkenaan dengan hakikat manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik dan pendidik tidak terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri.

Kedua jenis pendekatan mengenai hakikat pendidikan baik pendekatan otologis maupun pendekatan metafisik keduanya memiliki kebenaran masing-masing. Yang tidak kalah penting adalah fungsi guru sebagai “Great Teacher” menuju sekolah dengan pembelajaran standar internasional. Ketika guru tidak mampu tuk menciptakan situasi belajar yg kondusif, aman tentram dan nyaman atau bahkan ia jadi guru yang menakutkan bagi siswa sehingga belajar dinilai sebagai aktifitas memaksa, maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai.

Tongak perjuangan pokok adalah guru, kemana arah pendidikan dan pengajaran maka out put nya pun adalah hasil pencerminan dari guru. Sifat ugensi dari “The Great Teache” karena tujuan pendidikan yang maha luas.

“The Great Teache” yang berfungsi sebagai Menuju Sekolah dengan Pembelajaran Standar Internasional (Enery School is Great School, Every teacher is Great Teacher) dan sekolah berfungsi sebagai tempat pendidikan formal yang mana berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektifitas dalam pemberian pendidikan kepada warga masyrakat. Lembaga pendidikan formal atau persekolahan, dalam pertumbuhannya berpijak pada prinsip dari dan untuk masyrakat bersama, artinya sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyrakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan.

Tujuan utama dari proses pendidikan baik pendidikan dasar 9 tahun ataupun pendidikan menengah dan tinggi adalah untuk menciptakan manusia Indonesia yang berpendidikan (educated man), manusia berpendidikan disini banyak diartikan manusia yang telah berkembang kemampuan kemampuan intelektualnya karena pendidikan (sekolah). Pengertian tersebut juga dipengaruhi oleh adanya budaya pendidikan yang intelektualistik.


Read More..
Template by : kendhin x-template.blogspot.com l Editor Blog : Dewi,Wasim Al Kabumainy